KBIE

  1. IDX LQ45 Futures
    IDX LQ45 Futures merupakan Suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. LQ45 Futures menggunakan underlying indeks LQ45, LQ45 telah dikenal sebagai benchmark saham-saham di Pasar Modal Indonesia. Di tengah perkembangan yang cepat di pasar modal Indonesia, indeks LQ45 dapat menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka melakukan tracking secara keseluruhan dari pasar saham di Indonesia. 
  2. IDX30 Futures
    IDX30 Futures merupakan Suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. IDX30 Futures menggunakan underlying indeks IDX30. Indeks IDX30 sendiri merupakan indeks yang berisikan 30 saham yang sudah diseleksi dan dipilih dari saham-saham yang berada di indeks LQ45. 
  • Penjelasan istilah: angle-down
    1. Underlying Index
      Ada beberapa jenis aset yang dijadikan sebagai Underlying seperti saham, surat utang, dan interest rate. Saat ini, Underlying yang digunakan sebagai acuan adalahIndeks LQ-45;
    2. Multiplier
      Multiplier adalah nilai Rupiah yang mewakili satu poin Indeks Efek. Pada perdagangan IDX LQ-45 Futures, Multiplier sebesar Rp500.000. Hal ini berarti setiap perubahan 1 poin indeks LQ-45 bernilai Rp500.000.

      Nilai transaksi IDX LQ-45 Futures dapat dihitung dengan cara:

      Nilai Transaksi IDX LQ-45 Futures =

      Harga Index Efek * Jumlah Kontrak * Multiplier

      Sebagai contoh, seorang investor membeli  IDX LQ-45 Futures di harga indeks 900 sebanyak 1 kontrak. Maka, nilai transaksi IDX LQ-45 Futures adalah sebesar 900*1*Rp500.000 = Rp450,000.000

    3. Initial Margin (Pre-Order Risk)
      Initial Margin (Marjin Awal) pada Pre-Order Risk adalah sejumlah uang yang wajib disetor oleh Anggota Kliring (AK) kepada KPEI untuk dapat melakukan pesanan atas setiap transaksi Kontrak Berjangka. Besarnya Marjin Awal (pre-order risk) untuk transaksi IDX LQ-45 Futures dapat dihitung dengan cara:

      Margin Awal = 

      4% * Harga Indeks Efek * Jumlah Kontrak * Multiplier

      Sebagai contoh, seorang investor membeli  IDX LQ-45 Futures di harga 900 sebanyak 1 kontrak. Maka, minimum dana yang disetorkan terlebih dahulu oleh investor sebagai Initial Margin (pre-order risk) adalah sebesar 4%*900*1*Rp500.000 = Rp18,000,000.
    4. Hari Jatuh Tempo
      IDX LQ-45 Futures memiliki hari jatuh tempo yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia. Hari jatuh tempo adalah hari terakhir seri IDX LQ-45 Futures tersebut diperdagangkan. 
      Sebagai contoh, untuk seri IDX LQ-45 Futures yang akan jatuh tempo bulan November 2016, maka hari terakhir seri tersebut dapat diperdagangkan adalah pada Hari Bursa terakhir bulan November 2016 (hari Rabu, tanggal 30 November 2016). 

    5. Fraksi Harga Kontak (tick size)
      Fraksi Harga IDX LQ-45 Futures adalah satuan perubahan harga Indeks Efek yang digunakan dalam melakukan penawaran jual dan atau permintaan beli IDX LQ-45 Futures. Fraksi harga IDX LQ-45 Futures sebesar 0,05 poin indeks. Hal ini berarti investor dapat memasukan penawaran jual dan permintaan beli IDX LQ-45 Futures dengan kelipatan 0,05 poin.
      Sebagai contoh, jika nilai index LQ-45 sebesar 900,58 maka penawaran jual dan atau permintaan beli IDX LQ-45 Futures yang dapat dilakukan adalah 900,60 atau 900,65 dan seterusnya dengan tetap mengacu pada kelipatan 0,05 poin. Setiap fraksi harga kontrak memiliki nilai rupiah sebesar Rp25.000 (Rp500.000*0,05).

    6. Kode Kontrak
      Kode Kontrak yang digunakan dalam perdagangan IDX LQ-45 Futures mengacu pada standar internasional. Kode kontrak yang digunakan untuk IDX LQ-45 Futures adalah sebagai berikut:

      Kode underlying Efek + Kode Bulan + Tahun (Angka terakhir) 
      Bulan Kode Bulan Kode
      Jan F Jul N
      Feb G Aug Q
      Mar H Sept U
      Apr J Okt V
      Mei K Nov X
      Jun M Des Z

      Sebagai contoh:

      L Q 4 5 X 6

      Keterangan:

      LQ45 - menunjukkan kode kontrak (underlying) dari Indeks LQ45.

      X 6 - menunjukkan kontrak berjangka yang jatuh tempo pada Hari Bursa terakhir pada bulan November tahun 2016

    7. Harga Penyelesaian Harian (HPH) dan Harga Penyelesaian Final (HPF)
      Harga penyelesaian harian adalah harga yang digunakan untuk penentuan hak dan kewajiban secara harian, sedangkan harga penyelesaian final adalah harga yang digunakan untuk penentuan hak dan kewajiban pada hari jatuh tempo.

      Berikut spesifikasi Kontrak Berjangka IDX LQ-45 :

      Kriteria Spesifikasi
      Underlying Indeks LQ45

      Kode Kontrak

      Kode undelying efek + bulan kode + tahun (digit terakhir)

      Bulan Kode Bulan Kode
      Jan F Jul N
      Feb G Aug Q
      Mar H Sept U
      Apr J Okt V
      Mei K Nov X
      Jun M Des Z
      Contract size / multiplier Rp500.000
      Tick size 0.05
      Auto rejection 10%
      Margin (min) 4% * Harga indeks efek * Jumlah kontrak * Multiplier
      Waktu perdagangan

      Sesi 1

      Senin-Kamis: 09.00-12.00 waktu JATS

      Jumat: 09.00 - 11.30 waktu JATS

       

      Sesi 2

      Senin-Kamis: 13.30-16.15 waktu JATS

      Jumat: 14.00 - 11.30 waktu JATS

       

      Untuk bulan kontrak yang jatuh tempo maka pada akhir hariperdagangannya akan berakhir pada pukul 16.00 waktu JATS

      Periode penyelesaian T+1
      Hari perdagangan terakhir Hari bursa terakhir sat jatuh tempo
      Periode kontrak 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

       

  • Kliring Transaksi Kontrak Berjangka angle-down

    Proses kliring transaksi kontrak berjangka dilakukan secara netting untuk setiap portfolio AK maupun nasabahnya atas posisi kontrak, margin, dan profit/loss. Hasil kliring yang sudah dilakukan KPEI, akan menghasilkan dokumen yang disebut Daftar Hasil Kliring (DHK) Kontrak Berjangka dan Opsi. DHK tersebut dapat diakses oleh AK pada pukul 19.30 WIB pada setiap hari bursa yang sama dilaksanakannya transaksi kontrak berjangka. DHK Kontrak Berjangka dan Opsi menginformasikan seluruh posisi terbuka, profit/loss, margin, premium dari setiap kontrak.

    Sebagaimana dijelaskan di atas, penentuan hak dan kewajiban transaksi kontrak berjangka dilakukan secara harian menggunakan HPH.  Untuk penentuan HPH, digunakan sampel harga kontrak (KBIE) yang terjadi pada titik waktu tertentu yang terjadi di Pasar Reguler, bukan yang terjadi pada transaksi tutup sendiri (penjual dan pembeli dilakukan oleh Anggota Bursa yang sama). Sampel perhitungan HPH berdasarkan :

    1. Rata-rata harga kontrak (KBIE) dalam 30 menit terakhir perdagangan di Pasar Reguler KBIE dengan mengambil harga kontrak setiap 10 menit untuk mendapatkan 4 angka yaitu pada titik-titik berikut (15.45, 15.55, 16.05, 16.15). Hal ini dilakukan jika terdapat transaksi KBIE sebelum dan setelah pukul 15.45 WIB.
    2. Jika kondisi di atas tidak terpenuhi karena transaksi baru terjadi setelah pukul 15.45 WIB, maka dihitung berdasarkan rata-rata 8 harga kontrak, yang terdiri dari 4 harga kontrak (KBIE) di Pasar Reguler KBIE dan 4 harga indeks efek (underlying) LQ-45 pada titik-titik sebagai berikut :
      1. Harga ke 1, 2, 4, dan 6 menggunakan harga indeks efek (underlying) LQ-45 yang diambil pada titik-titik
           sebagai berikut : 15.30, 15.40, 15.50, 16.00;

      2. Harga ke 3, 5, 7, dan 8 menggunakan harga kontrak (KBIE) terakhir di Pasar Reguler Kontrak
           Berjangka Indeks Efek yang diambil pada titik-titik sebagai berikut : 15.45, 15.55, 16.05, 16.15.

    3. Jika sampai dengan pukul 16.15 WIB tidak ada transaksi KBIE di Pasar Reguler KBIE, maka HPH dihitung sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada ketentuan huruf 2. di atas, namun harga kontrak (KBIE) menggunakan previous price (Harga Penyelesaian T-1) sebagai pengganti harga terakhir.
    4. Jika transaksi KBIE hanya terjadi sebelum pukul 15.45 WIB, maka HPH dihitung sesuai dengan ketentuan huruf 2.ii di atas, namun keempat titik tersebut akan menggunakan harga kontrak KBIE atas transaksi terakhir yang terjadi di Pasar Reguler Kontrak Berjangka Indeks Efek.

    Sementara itu, HPF dihitung berdasarkan rata-rata harga indeks efek (underlying) LQ-45 dalam 30  menit terakhir perdagangan di pasar underlying dengan mengambil titik waktu 15.30, 15.40, 15.50, 16.00. Untuk Peraturan KPEI yang mengatur tentang proses kliring transaksi kontrak berjangka dapat klik di sini.

    KPEI menggunakan sistem berbasis web dalam menjalankan proses kliring dan penyelesaian transaksi kontrak berjangka. Sistem ini mempunyai kemampuan untuk menyediakan hasil kliring dari level AK sampai dengan level nasabah serta dapat diakses secara online oleh AK.

    Fungsi Sistem Kliring dan Penyelesaian Derivatif antara lain:

    1. Untuk memantau transaksi derivatif secara harian, AK dapat melihat transaksi Kontrak Berjangka dan Opsi, Posisi Kontrak Berjangka dan Opsi, Margin, Nilai Gain/Loss, adanya Alert (Early Warning Indicator), Posisi Dana Pengaman dan juga Nilai Agunan AK maupun nasabahnya;
    2. Untuk menarik kelebihan Dana Pengaman AK dan Agunan millik AK maupun nasabahnya (jika ada);
    3. Untuk proses likudasi posisi Kontrak Berjangka dan Opsi;
    4. Untuk mengeluarkan dokumen kliring dan penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka dan Opsi.

     

  • Simulasi Perhitungan Hak dan Kewajiban Transaksi Kontrak Berjangka : angle-down

     

    Tanggal Keterangan
    2 November 2020

    Tuan A menganalisa bahwa indeks LQ-45 akan turun. Tuan A membuka kontrak Sell LQ45F6 pada indeks 750 sebanyak 3 kontrak (matched dengan Tuan B) dengan ketentuan:

    Agunan Tuan A dan B wajib diblok sebear marjin awal yaitu: 
    = (4% x 750 x 3 Rp500.000)
    = Rp45.000.000

    Pada sore hari ternyata indeks turun menjadi 712,50

    Perhitungan untung/rugi sebagai berikut:

    Tuan  A  mendapat  untung: 
    =(750-712,50) x 3 x Rp500.000 
    =Rp56.250.000

    Tuan B mengalami rugi
    =(712,50-750) x 3 x Rp500.000 
    =(Rp56.250.000)

    3 November 2020 Tuan A dan B akan menerima untung/rugi di waktu penyelesaian T+ 1 sebesar Rp56.250.000 dan (Rp56.250.000)